Friday, May 13, 2016

MasyaAllah,, Kisah Ini Membuat Kita Menangis,, Suami menyuruhku Untuk Memilih Mama Atau Keluar Rumah

HarianMuslim.Net Kita harus benar-benar menghargai orangtua kita!
Mama, adalah sesosok yang berharga buatku. Beliau memeliharaku
seorang diri sedari aku kecil. Tahun ini, rumah kami yang kecil akan diruntuhkan
untuk dibangun kembali oleh pihak yang berwajib. Hukum di negara kami
mengatakan bahwa pemilik rumah boleh memilih untuk mendapatkan ganti rugi
berupa uang atau sebuah rumah yang ukurannya lebih kecil dari rumah sebelumnya.
Mama memilih untuk mengambil uang ganti rugi karena beliau berkata jika rumah
barunya terlalu kecil, rumah itu tidak akan bisa ditinggali setelah aku
menikah. Karena itu mama mengambil uang ganti ruginya dan memutuskan untuk
mengeluarkan uang tersebut sebagai sedikit modal saat aku dan suamiku nanti
membeli sebuah rumah.

Akhirnya aku berkenalan dengan seorang pria yang cukup kaya. Di
masa awal kami berpacaran, orangtua dari pacarku ini menganggapku rendah.
Mereka terus menganggap rendah keluarga kami dan mempersulit pernikahan aku dan
suamiku sampai suatu hari mama berkata bahwa beliau bisa menyediakan gaun pesta
yang berharga ratusan juta. Saat itu aku merasa mama cukup cerdas untuk
mengambil uang ganti rugi saat rumah lama kami dibongkar. Namun suamiku kurang
setuju mama hidup tinggal dengan kami. Aku kemudian menjelaskan pada suamiku
kalau mama nantinya bisa membantu keluarga kami menjaga anak, memelihara rumah,
dan lainnya saat kami pergi bekerja. Suamiku pun akhirnya menyetujuinya dengan
berat hati.

Tapi aku tak pernah menduga kalau suamiku akhirnya
memperlakukan mama seperti pembantu. Tidak jarang dia bersikap kurang ajar pada
mama. Melihat hal ini, aku marah besar. Berkali-kali aku menegur suamiku untuk
bersikap sedikit lebih baik pada mama, tapi ia tidak mau mendengar. Akhirnya
sikap suamiku padaku juga mulai berubah. Cara bicaranya menjadi lebih kasar.
Saat ini, aku sudah mengandung lebih dari 1 bulan…

Aku tidak ingin anakku sedari kecil hidup di keluarga single
parent, karena itu aku tetap bertahan akan kekejaman suamiku. Tapi suamiku
tetap saja tidak sadar kalau aku sudah bertahan sekian lama dan tetap berlaku
jahat terhadap mama. Akhirnya aku berkata, “Biarkan mama lakukan apa yang dia
mau! Kalau nggak aku dan mama akan keluar dari rumah ini!” Demi aku dan anakku,
aku akhirnya menjelaskan keadaanku pada mama. Saat itu mama tidak berkata
apapun, mengambil beberapa lembar baju sambil menangis dan meninggalkan rumah
kami. Setelah mama pergi, aku merasa sangat sedih dan akhirnya pada suatu hari,
aku membuntuti mama dari belakang dan mendapati kalau selama ini mama bekerja
sebagai pembantu di rumah orang lain. Mendapati kenyataan ini, aku merasa
mungkin kehidupan mama akan sedikit lebih baik dibandingkan jika mama ada di
rumah. Aku menghibur diriku sendiri, namun tetap tidak berani menghubungi beliau…

Pernikahanku ini akhirnya tidak melindungi mama dan hanya membuat beliau menderita. Di usia putriku yang kedua, Aku menemukan suamiku membawa wanita lain masuk ke dalam rumah dan mengusirku keluar. Satu-satunya yang bisa kubawa hanya putriku… Aku membawa putriku berjalan diatas jalan yang sepi tanpa tahu apa yang harus kulakukan… Akhirnya aku teringat mama. Tapi aku tidak berani bertemu dengan beliau. Aku pun mencari sebuah hotel untuk berteduh. Suatu hari ketika aku menggendong putriku keluar dari hotel tersebut, tiba-tiba aku melihat mama sedang berdiskusi serius dengan seseorang. Melihatku, mama berlari mendapatiku sambil menangis, “Akhirnya aku menemukanmu!”

Aku bertanya pada mama, bagaimana beliau bisa tahu aku bercerai dengan mantan suamiku dan mama menjawab, “Kamu ini… Kamu pikir setelah aku keluar dari rumahmu, aku nggak peduli dengan kehidupanmu? Setiap beberapa hari aku mengambil kesempatan untuk pergi ke dekat rumahmu untuk melihat keadaanmu, bertanya-tanya pada tetangga akan keadaanmu, khawatir kamu kenapa-kenapa. Sudah jangan nangis lagi! Aku akan membantumu menjaga cucuku ini.”

Aku menangis tanpa sanggup berkata-kata, memeluk mama dan putri
kecilku. Kelak dalam keadaan apapun, kami tidak akan pernah terpisahkan lagi!

No comments:

Post a Comment