Thursday, May 19, 2016

Inilah Macam-macam Materialisme

HarianMuslim.Net Dari abu hurairah ra. Dari Nabi saw, beliau bersabda, “celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham dan pakaian-pakaian mahal. Jika dia diberi, dia merasa senang (ridho), dan jika tidak diberi dia tidak merasa senang.” (HR. Bukhari)
Orang yang menjadikan kehidupan dunia sebagai tujuan utama atau bahkan menjadikan tujuan satu-satunya adalah orang yang berpaham materialisme. Tak pelak, obsesi terbesarnya adalah dunia yang termanifestasikan berupa harta, jabatan, kekuasaan dan wanita. Tolak ukur kesuksesan dan kebahagiaan adalah di mana ketika ia mendapatkan apa yang ia inginkan dari dunia itu sendiri.
Rasulullah sendiri mengakui, bahwa ketertarikan seseorang kepada dunia adalah fitrah. Tapi, Rasulullah juga mengarahkan bagaimana supaya dunia itu bisa kita kendalikan bukan kita yang dikendalikan oleh dunia. Sehingga, dunia bukan menjadi tujuan utama yang menjadi barometer kebahagiaan. Melainkan, dunia dijadikan sarana untuk mencapai manfaat dunia dan akhirat.
“sesungguhnya dunia itu manis dan hijau. Dan sesungguhnya Allah mengangkat kalian sebagai khalifah di dalamnya. Dia akan memperhatikan apa yang kalian lakukan. Maka berhati-hatilah dalam menghadapi dunia dan berhati-hatilah dalam menghadapi perempuan karena awal fitnah (yang terjadi pada) Bani Israil adalah urusan wanita. (HR. Muslim)
Sejarah materialisme adalah sejarah yang panjang. Lebih panjang dari kehidupan manusia itu sendiri. Iblis tidak mau taat dengan apa yang diperintahkan Allah untuk sujud kepada Adam hanya karena berdasarkan materi yang menjadi asal mula penciptaanya.
“Aku lebih baik daripadanya. Engkau ciptakan Aku dari api, sementara Engkau ciptakan Ia dari tanah.” tutur iblis seperti direkam dalam surah Al- A’raf ayat 12. 
Semua kenestapaan dan rasa putus asa adalah bersumber dari materialisme. Bagaimana pun juga, jika hati sudah terkontaminasi materialisme, yang terjadi adalah rasa ketidakpuasan yang tiada henti. Tak pernah ia merasa kenyang dengan apa yang ia dapatkan.
Bahkan ideologi kufur kapitalisme dan sosialisme bersumber dari paham materialisme yang kotor dan menjijikan. Walau pun cara pandang dan metode kedua ideologi tersebut berbeda, tapi pondasinya sama. Materialisme.
Wujud materialism dalam bentuk makro adalah menolak segala sesuatu yang tidak dapat dijangkau oleh akal dan indera. Menolak percaya terhadap hal-hal yang ghoib termasuk di dalamnya tuhan.
“mereka juga akan berkata,” hidup hanyalah di dunia ini dan kita tidak akan dibangkitakan.” (QS, Al-An’am: 29)
Tetapi dalam bentuk mikro, materialisme dapat juga menjangkiti orang-orang yang mengaku sebagai muslim. Diantara bentuknya adalah,
1. Beribadah bukan hanya karena Allah semata, tapi juga untuk mengejar keuntungan duniawi berupa harta, jabatan dan popularitas.
Beribadah hanya karena mencari keuntungan. Jika ia merasa untung ia akan terus beribadah karena keuntungan itu sendiri. Jika ia merasa rugi dengan ibadah yang ia lakukan, maka ia akan meninggalkannya.
“diantara manusia ada yang menyembah Allah dengan keraguan. Jika memperoleh kebaikan, ia akan merasa puas. Dan jika ditimpa cobaan ia murtad. Ia rugi di dunia dan akhirat. Itulah kerugian yang nyata.” (QS. Al-Hajj: 11)
2. Dia merasa bangga dengan apa yang ia punya dari harta dunia.
Parameter kemuliaan adalah terdapat dari harta, jabatan dan kekuasaan. Kadangkala, merasa malu jika harus bergaul dengan orang miskin. Merasa hanya pantas bergaul dengan orang-orang yang mempunyai predikat dan kedudukan sama seperti dirinya. Padahal, bagi Allah Swt, kemuliaan itu bukan terletak pada harta dan jabatan, tapi pada ketakwaan.
3. Kikir dan enggan berbagi dengan harta yang dimilikinya.
Ia merasa saying jika harus mengeluarkan haratanya untuk sedekah. Ia menganggap hal itu hanya membuat kurang hartanya dan menimbulkan kerugian dari jerih payah yang ia lakukan.
4. Menganggap musibah dunia sebagai kiamat.
Ia merasa takut dan putus asa ketika allah membinasakan sebagian hartanya, apalagi jika seluruhnya. Sebaliknya, ia tak merasa kehilangan keimanan dan ketakwaan ketika melakukan maksiat dan laku yang fajir lainnya.
Islam tidak menyuruh kita untuk membenci materi atau dunia. Tapi islam hanya menuntut keseimbangan diantara keduanya. Sehingga seorang muslim tidak dibenarkan untuk menjadikan dunia sebagai ukuran kesuksesan dan tujuan utama. Yang tebaik bagi seorang muslim adalah mencari dunia untuk bekal kehidupannya yang sekarang (dunia) dan yang akan dating (akhirat). Seorang muslim yang takwa tidak akan menyimpan dunia di hatinya, melainkan dia akan menyimpan digenggaman tangannya.

No comments:

Post a Comment